kuasai laut kita

kuasai laut kita

Senin, 04 Januari 2010

Kisah seorang Muslimat

Kisah Seorang Muslimat
*50 Nasehat untuk Muslimat, ABDUL AZIZ BIN ABDULLAH AL MUQBIL.

BISMILLAHI RRAHMAANI RRAHIIM,
MUKADDIMAH

SEGALA PUJI HANYA BAGI ALLAH, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW dan para keluarganya.

Saudariku muslimat,
Ada seorang wanita shaleh lagi bertaqwa. Dia senang kepada kebaikan dan tidak pernah bosan berdzikir kepada Allah. Tidak pernah kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Jika mengingat neraka, dia merasa takut dan hatinya guncang, dan dia semakin mendekatkan diri kepada Allah, mohon agar dilindungi dari siksa api neraka. Namun jika ingat surga, dia terharu dan menangis karena kesengan yang ada di dalamnya, sambil memanjatkan doa kepada Allah Swt agar dia termasuk golongan ahli surge. Dia cinta kepada sesama manusia karenanya orang lain pun mencintainya. Ia berlaku lemah lembut kepada sesamanya, karenanya orang lain pun berlaku lemah lembut kepadanya.

Suatu ketika dia merasakan sakit di bagian kakinya. Dengan segera diminyaki dan dikompresnya, tapi rasa sakit itu bertambah parah.

Setelah diperiksa ke beberapa rumah sakit, akhirnya para dokter sepakat untuk mengirimnya ke London bersama suaminya. Setelah diadakan pemeriksaan secara teliti, para dokter menemukan di kakinya ada gumpalan darah yang mengeras. Kemudian mereka mecari tempat asalnya, ternyata di bagian paha. Selanjutnya para dokter menyimpulkan bahwa pasien wanita ini mengidap penyakit kanker. Akhirnya para dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki si pasien mulai dari paha hingga ke kaki agar penyakit itu tidak menyebar ke tempat lain.

Di ruang pemeriksaan terlihat wanita itu sudah pasrah terhadap keputusan dan takdir Allah Ta’ala terhadapnya. Sungguhpun begitu lidahnya tidak pernah berhenti berdzikir kepada Allah Swt.
Pada operasi itu hadir pakar-pakar kedokteran di bidang tersebut untuk melaksanakan operasi yang besar ini. Mulailah mereka melakukan operasi dengan meletakkan alat pemotong. Pasien dibaringkan di tempat operasi. Para dokter meneliti dengan seksama daerah yang akan diamputasi. Dengan sangat teliti dan rasa was-was, disalurkan aliran listrik pada alat tersebut. Tapi di saat akan bergerak alat pemotong itu patah. Para dokter yang ada di situ sangat terkejut. Diulangi lagi operasi dengan menggunakan alat pemotong yang baru, namun keadaan tetap seperti semula. Alat pemotong itu patah lagi. Ketika alat pemotong itu patah untuk yang ketiga kalinya (hal ini untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah operasi amputasi) terlihat wajah para dokter penuh keheranan melihat peristiwa itu. Sementara, dokter yang mengepalai tim operasi meninggalkan mereka sejenak, kemudian mengadakan musyawarah kilat. Akhirnya para dokter memutuskan untuk melukai bagian kaki yang akan diamputasi. Namun apa yang terjadi? Belum sempat pisau itu menyentuh paha, para dokter melihat darah menggumpal dengan bentuk yang menjijikkan. Setelah dilakukan operasi kecil, para dokter membersihkan serta menyumbatnya. Saat itu si wanita menjerit, dan setelah itu rasa sakit yang selama ini diderita hilang tanpa bekas.

Selanjutnya wanita itu melihat kakinya dan ia mencoba untuk berjalan dan ternyata ia tidak merasakan sakit sedikit pun. Ia melihat suaminya sedang bercakap-cakap dengan para dokter yang masih terheran-heran terhadap peristiwa yang baru saja berlalu. Dokter-dokter tadi kemudian menanyakan kepada suaminya, apakah dulu sang istri pernah dioperasi pada bagian tersebut? Suaminya menjawab bahwa dulu istrinya memang pernah mengalami sakit yang serupa, bahkan lebih parah lagi, namun baru kali ini ia dioperasi. Dari jawaban tersebut para dokter sepakat bahwa itulah inayah (pertolongan) Allah SWT.

Betapa bahagianya wanita itu melihat bahaya yang membuatnya selama ini was-was kini telah lenyap. Diucapkannya puji syukur ke hadirat Allah SWT yang menjadi tempat perlindungannya.
Saudariku yang mengakui dirinya muslimat, kisah tersebut adalah sebuah contoh dari beberapa contoh para wali Allah yang telah berpegang teguh kepada perintah-Nya. Mereka lebih mengutamakan ridha-Nya daripada ridha selain-Nya. Hati mereka dipenuhi dengan rasa cinta terhadap-Nya. Mereka senantiasa berdzikir kepada-Nya tanpa merasa jemu, sehingga dzikrullah itu baginya seakan senandung yang merdu. Lidahnya tidak pernah merasa lelah, bahkan mereka menemukan didalamnya kenikmatan serta kelezatan iman. Mereka menerima semua perintah Khaliqnya dengan senang hati, dan menjalankan hukum-hukum-Nya dengan rasa cinta kepada-Nya. Karena itu Allah tidak akan membiarkan mereka, bahkan menolong dan membantunya dengan kekuatan-Nya. Dia juga memberikan kemuliaan kepada mereka. Karenanya pantaslah bila mereka mendapatkan ridha-Nya dan memasuki surga-Nya.

~ooo00000ooo~masih ada kelanjutannya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar